Terlepas dari siapa penciptanya, kemarin sore (30 Agustus 2009) saya menonton berita di salah satu station TV swasta Indonesia, dan kebetulan ada interview dengan seorang yang mengaku anak dari sang pencipta lagu terang bulan (maaf, saya lupa namanya) beliau mengatakan bahwa terang bulang diciptakan ayahnya pada tahun 1943, (sementara Malaysia merdeka tanggal 31 Agustus 1957) dan sampai saat ini bukti terkuat berasal dari perusahaan rekaman Lokananta Solo yang memang masih menyimpan rekaman lagu “Terang Bulan” dengan baik. Dan mungkin permasalahan terdahulu mencuat lagi seperti klaim keris, bunga rafflesia, batik, sampai masalah perbatasan yang saat ini sedang hangat diperbincangkan, bisa jadi pemicu semakin meruncingnya konflik ini.ĭan yang terakhir adalah masalah lagu kebangsaan Malaysia yang “Negaraku” yang mungkin benar atau tidak adalah lagu “Terang bulan” ciptaan salah satu seniman Indonesia, tertulis di situs “Penulis lirik dan pencipta lagu tidak diketahui”.
Kita harus melihat dan mengatasi permasalahan ini dengan kepala dingin, pemerintah Indonesia sebaiknya menghimbau warganya untuk tidak terpancing berita-berita yang diragukan sumbernya. Seperti situs yang memuat plesetan lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya, bisa saja itu adalah kerjaan orang yang ingin memperkeruh kondisi kedua negara. Hati-hati terhadap orang yang sengaja memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi. Karena apapun bentuknya perang dan konflik sama sekali tidak menguntungkan, lagipula sangatlah memalukan di mata dunia. Dengan catatan saling menghormati dan menghargai kebudayaan masing-masing. Alangkah baiknya masalah ini diselesaikan secara diplomatik, mengingat kedua negara telah sejak dulu bekerja sama di berbagai bidang, mengapa kita (Indonesia – Malaysia) tidak berkerja sama memajukan kebudayaan Asia di mata dunia. Tapi apakah pantas di zaman sekarang negara yang masih sama-sama berkembang, bertetangga, dan serumpun untuk berseteru dan saling menghina. Memang sebagai warga negara yang bernasionalisme tinggi serasa ingin menyerang dan mencaci maki balik. Bahkan muncul plesetan lagu kebangsaan Indonesia Raya, walau belum pasti si pembuat adalah orang Malaysia, namun cukup untuk membuat rakyat Indonesia terutama para pemuda semakin anti dan berteriak “GANYANG Malaysia”.īegitu pula di Malaysia ada sekelompok warga yang menyebut dirinya “anti Indo”. Banyak kata-kata yang membuat kuping panas dan naik darah. Tak ayal masalah ini semakin memanas dengan munculnya artikel dan pendapat dari warga negara yang membela negaranya masing-masing. Pertengahan tahun 2009 terisi dengan masalah hangat seputar konflik klaim budaya Indonesia oleh Malaysia khususnya tari Pendet dari Bali yang muncul di Discovery Channel, ditambah lagi dengan isu penjualan beberapa pulau di Indonesia.